Showing posts with label tazkirah ramadan. Show all posts
Showing posts with label tazkirah ramadan. Show all posts
0

Tazkirah Ramadan: Mencari Malam Lailatul Qadar

Tazkirah Ramadan: Mencari Malam Lailatul Qadar


Sesungguhnya keutamaan pencarian malam lailatul qadar sangat besar di kalangan orang mukmin yang berpuasa, kerana malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, yang membawa pertunjuk  dan bimbingan ke jalan keredhaan Allah. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya akan bangun mendapatkan malam yang sangat hebat ganjarannya di sisi Allah,……bangunlah di malam hari dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah….


Al-Quran dan hadis-hadis nabawi sahih menjelaskan tentang malam tersebut, antaranya :
1.    Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Ketahuilah, mulianya kedudukan malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman.
“Ertinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, sejahteralah malam itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar : 1-5]
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
“Ertinya : Sesungguhnya  Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (iaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan : 3-6]
2.    Waktunya
Diriwayatkan dari bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan.
Imam Syafi’i berkata : “Menurut pemahamanku, wallahu ‘alam, Nabi s.a.w menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada baginda : “Adakah kami mencarinya di malam ini?”, baginda menjawab : “Carilah di malam tersebut” [Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386]
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu ialah pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadis Aisyah r.a, dia berkata Rasulullah s.a.w beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan baginda bersabda:
“Ertinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan”  [Hadis Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terlepas dari tujuh hari terakhir, kerana riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah s.a.w bersabda:
“Ertinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terlepas tujuh hari bakinya”  [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Dari Ubadah bin Shamit r.a, berkata : Rasulullah s.a.w keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat sedang berdebat, baginda bersabda:
“Ertinya : Aku keluar untuk memberitahu kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak boleh lagi diketahui bila masanya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)” [Hadits Riwayat Bukhari 4/232].
Sebagai kesimpulannya, jika seseorang ingin mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : malam 21, 23,25,27 dan 29. Kalau tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir iaitu malam 25,27 dan 29. Wallahu ‘alam
3.    Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar?
Sesungguhnya malam yang diberkati ini, sesiapa berusaha mendapatkannya Insya Allah, dengan izinNya, asalkan bersemangat berbuat ketaatan beribadah kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika berbuat demikian maka akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu, Insya Allah.
Rasulullah s.a.w bersabda:
“Ertinya : Barang siapa berdiri (solatt) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”  [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]
Disunnahkan memperbanyakkan doa pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Aisyah r.a berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu bila malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah :
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’annii”
“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampun, maka ampunilah aku”
Semoga Allah sentiasa memberkati kita, bangunlah pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah seperti solat tahajjud, solat hajat, solat tasbih, berzikir dan mengaji AlQuran.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha.
“Ertinya : Adalah Rasulullah s.a.w, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengetatkan kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174]
Juga dari Aisyah, katanya :
“Ertinya : Adalah Rasulullah s.a.w bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya” [Hadits Riwayat Muslim 1174]
4.    Tanda-Tanda malam lailatul qadar
Dari ‘Ubay r.a , ia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda:
“Ertinya : Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” [Hadits Riwayat Muslim 762]
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah s.a.w beliau bersabda.
“Ertinya : Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah”
Dan dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda;
“Ertinya : Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya lemah kemerah-merahan” [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan]
Wallahu a’lam

Download free pdf ebook on the Night of Power here.


Share/Save/Bookmark
0

Tazkirah Ramadan Nuzul Quran : What if??

quran.jpg VS


The Meaning of the Holy Qur'an

Ever wonder what would happen if we treated our Quran like we treat our cell phone?
What if we carried it around wherever we went?
What if we flipped through it several time a day?
What if we turned back to go get it if we forgot it?
What if we used it to receive messages from the text?
What if we treated it like we couldn't live without it?
What if we gave it to Kids as gifts?
What if we used it when we traveled?
What if we used it in case of emergency?

This is something to make you go....hmm...where is my Quran? 


Oh, and one more thing.
Unlike our cell  phone, we don't have to worry about our Quran being
Disconnected because Allah already paid the bill. 


Makes you stop and think 'where are my priorities? And no dropped calls!




Share/Save/Bookmark
0

Tazkirah Ramadan: Ramadan Highway Code

 Tazkirah Ramadan: Ramadan Highway Code
 courtesy of FeeqalBee

EARN HIGH REWARDS with the RAMADAN HIGHWAY CODE!


Share/Save/Bookmark
0

Tazkirah Ramadan: Tawaran Istimewa Ramadan - Karnival Ibadah!

Tazkirah Ramadan: Tawaran Istimewa Ramadan!
KARNIVAL IBADAH

Renung2xkanlah.. :)


Share/Save/Bookmark
0

Tazkirah Ramadan - Koleksi


Share/Save/Bookmark
0

Tazkirah Ramadan: Imam Al-Ghazali's advises on Ramadan Mubarrak


Tazkirah Ramadan: Imam Al-Ghazali's advises on Ramadan Mubarrak
sourced from: Lessons of the Day






 

God says, concerning His Majestic Book: The Month of Ramadan in which the Qur’an was revealed, a guidance for mankind, [containing] clear proofs of guidance, and the criterion of distinguishing right from wrong. Al-Qur’an 2:185

We encourage all of the believers to refrain from all of the ruinations of the tongue during Ramadan. In his seminal work, “Quickening the Religious Sciences,” Imam al-Ghazali mentions them as the following:

a) Speaking in matters that do not concern one.

b) Excessive speech.

c) Speaking about sinful matters.

d) Disputation and contestation.

e) Argumentation.

f) Excessively embellished speech.

g) Lewd, insulting, or crude speech.

h) Invoking the Curse of God on someone.

i) Singing indecent songs, or relating immoral poetry.

j) Excessive joking.

k) Sarcasm and ridicule.

l) Revealing secrets.

m) False promises.

n) Lying and false oaths.

o) Backbiting and slander.

p) Instigating tense relations between people.

q) Being two-faced.

r) Praising someone who is either undeserving, or unable to remain humble when praised.

s) Speaking about involved subjects and ideas one lacks the necessary knowledge or eloquence to adequately convey.

t) Ordinary folk speaking in subjects that are the domain of specialists.

May God spare us from these ruinations both during and after Ramadan.

The Prophet, Peace and Blessing of Almighty God be upon Him, said: “Whoever fails to leave off ruinous speech, and acting on it [during Ramadan], God does not need him to leave off eating and drinking.” Al-Bukahri

We encourage the believers to avoid all arguments, disputes, and unnecessary worldly entanglements during this blessed month. This is a time for deep devotion and dedication to Allah.

We encourage the believers to work to restore any severed relations or kinship ties they may be experiencing. This is a time when the gentle breezes of Divine Facilitation are blowing. Any good we endeavor during this blessed month will come to bear its proper fruits, Insha Allah.

We encourage all of the believers to eat simply during this month. One should try to make a vow to give up unnecessary, and generally unhealthy fare during this blessed month. Pizza, ice cream, fast food, pastries, and soda should all go. We should make our solidarity with our suffering brothers and sisters in other lands real, and not something confined to speeches and pamphlets.

If one is in the habit of watching television, or listening to commercial music, one should also try to give these things up for Ramadan. They are things that divert us from the remembrance of God in any case. During this special month when every letter we recite from the Majestic Qur’an is tremendously rewarded, we should busy ourselves with recitation, and drop other pastimes.

Married believers should encourage their wives to engage in spiritual pursuits during this month, i.e. reciting the Qur’an, attending Tarawih, etc. They should especially avoid burdening their wives with long hours in the kitchen in order to host extravagant Iftars. While it is certainly virtuous to provide the wherewithal for the believers to break their fast, dates, water, and simple dishes suffice in that regard.

These are some of the things we wanted to convey to you. Hopefully, they will prove of benefit. Again, we wish you a very successful Ramadan and would like to thank all of you for past, present, and future support. May Allah bless us to serve you better in the future.

On behalf of the Zaytuna Staff,

Your Brother in Islam,
Imam Zaid Shakir



Share/Save/Bookmark
0

Tazkirah Ramadan: Niat Puasa

Ia adalah wajib untuk niat sebelum berpuasa. Berikut adalah niat dan doa untuk bulan Ramadhan.
  • Lafaz niat untuk sebulan puasa
1Sahaja aku berpuasa keseluruhan bulan Ramadhan kerana Allah Ta”ala
Nawaitu shauma syahri  ramadhaana kulihi  lillahhi ta’ala.
* Lafaz niat dalam tulisan rumi selalunya tidak menepati bahasa arab.

  • Lafaz niat puasa (harian)
2 
Sahaja aku berpuasa esok hari menunaikan Fardhu Ramadhan tahun ini kerana Allah Ta’ala
Nawaitu shauma ghadin an’ada-i fardhisyahri ramadhaana hadzihis sanati lillahhi ta’ala.
* Lafaz niat dalam tulisan rumi selalunya tidak menepati bahasa arab.

Doa Berbuka Puasa
 3
Ya Allah bagi Engkau aku berpuasa dan dengan Engkau beriman aku dengan rezeki Engkau aku berbuka dengan rahmat Engkau wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Allahumma laka shumtu wa bika a-mantu wa ‘alaa rizqika afthartu birahmatika yaa arhamarrahimiin
* Lafaz niat dalam tulisan rumi selalunya tidak menepati bahasa arab.

Doa Selepas Berbuka Puasa
4
Ya Allah! Kerana Engkau aku berbuka puasa dan kepada Engkau aku beriman dan atas rezeki dari Engkau aku berbuka puasa telah hilang dahaga sudah menjadi basah segala urat. Ya Allah! Aku minta diampuni dosaku dengan rahmat Engkau yang meliputi segala sesuatu.
Allahumma laka shumtu wa bika a-mantu wa ‘alaa rizqika afthartu dzahabazh zhamaa-u wabtallatil ‘uruuqu  Allahumma inni as-aluka antaghfirali  birahmatikal lati wasi’at kulla syaiin.
* Lafaz niat dalam tulisan rumi selalunya tidak menepati bahasa arab.

sourced from: BazaarRamadan.com
Puasa Dulu Baru Raya!


Share/Save/Bookmark
0

Daily Hadith Day 29: Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) 29th Ramadan 1430 (19th September 2009)

Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) - 29th Ramadan 1430
(19th September 2009)

Narrated Ali bin Al-Husain (Radi-Allahu 'anhum):

Safiya, the wife of the Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) told me that
she went to Allah's Apostle (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) to visit him in
the mosque while he was in Itikaf in the last ten days of Ramadan. She had
a talk with him for a while, then she got up in order to return home. The
Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) accompanied her. When they reached
the gate of the mosque, opposite the door of Um-Salama, two Ansari men were
passing by and they greeted Allah's Apostle (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam).
He told them: Do not run away! And said, "She is (my wife) Safiya bint
Huyai." Both of them said, "Subhan Allah, (How dare we think of any evil) O
Allah's Apostle!" And they felt it. The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa
Sallam) said (to them), "Satan reaches everywhere in the human body as
blood reaches in it, (everywhere in one's body). I was afraid lest Satan
might insert an evil thought in your minds."

Bukhari Vol. 3 : No. 251




Share/Save/Bookmark
0

Daily Hadith Day 28: Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) 28th Ramadan 1430 (18th September 2009)

Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) - 28th Ramadan 1430
(18th September 2009)

Narrated Abu Huraira (Radi-Allahu 'anhum):

The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) used to perform Itikaf every
year in the month of Ramadan for ten days, and when it was the year of his
death, he stayed in Itikaf for twenty days.

Bukhari Vol. 3 : No. 260




Share/Save/Bookmark
0

Daily Hadith Day 27: Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) 27th Ramadan 1430 (17th September 2009)

Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) - 27th Ramadan 1430
(17th September 2009)

Narrated 'Aisha (Radi-Allahu 'anha):

The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) used to (put) bend his head
(out) to me while he was in Itikaf in the mosque during my monthly periods
and I would comb and oil his hair.

Bukhari Vol. 3 : No. 245




Share/Save/Bookmark
0

Daily Hadith Day 26: Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) 26th Ramadan 1430 (16th September 2009)

Retiring to a Mosque for Remembrance of Allah (I'tikaf) 26th Ramadan 1430
(16th September 2009)

Narrated Abdullah bin Umar (Radi-Allahu 'anhum):

Allah's Apostle used to practise Itikaf in the last ten days of the month
of Ramadan.

Bukhari Vol. 3 : No. 242




Share/Save/Bookmark
0

Daily Hadith Day 25: Praying at Night (Taraweeh) 25th Ramadan 1430 (15th September 2009)

Narrated Aisha (Radi-Allahu 'anha):

With the start of the last ten days of Ramadan, the Prophet (Sallallahu
'Alaihi Wa Sallam) used to tighten his waist belt (i.e. work hard) and used
to pray all the night, and used to keep his family awake for the prayers.

Bukhari Vol. 3 : No. 241




Share/Save/Bookmark
0

Daily Hadith Day 24: Praying at Night (Taraweeh) 24th Ramadan 1430 (14th September 2009)

Narrated Abu Said Al-Khudri (Radi-Allahu 'anhum):

Allah's Apostle (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) used to practice Itikaf (in
the mosque) in the middle third of Ramadan and after passing the twenty
nights he used to go back to his house on the 21st, and the people who were
in Itikaf with him also used to go back to their houses. Once in Ramadan,
in which he practiced Itikaf, he established the night prayers at the night
in which he used to return home, and then he addressed the people and
ordered them whatever Allah wished him to order and said, "I used to
practice Itikaf for these ten days (i.e. the middle 3rd but now I intend to
stay in Itikaf for the last ten days (of the month); so whoever was in
Itikaf with me should stay at his place of seclusion. I have verily been
shown (the date of) this Night (of Qadr) but I have forgotten it. So search
for it in the odd nights of the last ten days (of this month). I also saw
myself (in the dream) prostrating in mud and water." On the night of the
21st, the sky was covered with clouds and it rained, and the rain-water
started leaking through the roof of the mosque at the praying place of the
Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam). I saw with my own eyes the Prophet
(Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) at the completion of the morning prayer
leaving with his face covered with mud and water.

Bukhari Vol. 3 : No. 235




Share/Save/Bookmark
Related Posts with Thumbnails